Dari Menggambar Hasilkan Ratusan Gelar

Awali Corat-coret Tembok Sampai Pernah Bertemu dengan Gubernur Ali Sadikin

Sudah banyak karya yang telah dihasilkan. Sudah banyak pula pengalaman yang ia dapatkan. 21 tahun tapi sudah kaya akan prestasi, ialah M. Govinda. Menjadi salah satu seniman muda di Kota Batu karena diumurnya yang masih sangat muda sudah dapat berbicara banyak didunia seni serta telah mendapat apresiasi dari seniman-seniman seniornya.

IMG_7700

Sejak umur lima tahun, Govin, begitu ia kerap disapa, menukai corat-coret di dinding. Kebiasaan mencoreti tembok tersebut sengaja dibiarkan oleh Ayahnya, M. Nizar. Akhirnya seluruh sisi dinding rumah dipasangi lapisan kertas untuk menampung coretan Govin. Dari corat-coret inilah nampaknya bakat itu muncul. Saat duduk di bangku TK, ternyata guru TK Govin menyadari bahwa Govin bisa mengambar. M. Nizar pun dipanggil dan ditawari untuk mengajar privat beberapa murid fi TK Govin, TK PGRI 2 Batu.

Dari situlah M. Nizar mulai memperkenalkan pengenalan warna dan gradasi warna. Menggunakan kertas bekas sebagai media untuk latihan, jika terdapat kesalahan saat menggamba langsung dikoreksi. Berkat latihan terus menerus, kertas gambar yang biasanya digunakan untuk lomba pun akhirnya ia warna guna dikirim langsung ke Jakarta dalam Lomba Mewarna Seluruh TK se-Asia Tenggara. Di lomba pertamanya ini, Govin sukses meraih posisi runner up yang membuatnya terbang ke ibukota dan bertemu dengan Gubernur Jakarta, Ali Sadikin.

Tak berhenti sampai disitu, menginjak bangku SD bakat menggambar Govin terus diasa. Mulai kelas 1 SD Govin sudah lalu lalang di berbagai lomba. Menerima latihan pola militer pun dirasakannya sejak kecil. Latihan yang tidak terhitung setiap hari sepulang sekolah dijalani Govin sampai siap mengikuti lomba. “Cara epngajarannya keras, sambil dimarah-marahi dan dibentak-bentak sama Ayah. Sebenarnya dalam dunia seni, belajar tidak bisa dipaksa karena seni itu berhubungan dengan ekspresi. Sambil nagis pun masih saja gambar, dulu gak tahu ya kok mau saja nurut”, ingatnya.

Karena suara M. Nizar yang keras jika mengajari, sampai-sampai tetangga tidak tega melihat latihan Govin yang menghabiskan berri,-rim kertas gambar. “Kalau orang lain yang ngajar kan enak, tidak kenal paling hanya lewat kata-kata, tapi kalau orang tua sendiri jika pegel ya dicubit, diciwir, dan dipukul”, tambahnya. M. Nizar yang sama sekalai tidak memunyai background pendidkan jurusan Seni ini mempunyai trik untuk mengajari anaknya supaya tidak bosan. Sang anak diajak jalan-jalan terlebih dahulu membelikan kue donat, ke kesukaan anaknya agar semangat dalam latihan selanjutnya.

Berkat ajaran dari Ayahnya yang dulunya belajar mewarna secara otodidak saja, Govin merasakan hasil jerih payahnya belajar. Setahun kemudian, ia sudah dapat menambah koleksi piala-pialanya. Puncaknya saat ia duduk di kelas 4 SD, Govin sudah mandiri dalam membuat tema gambar, gradasi warna, serta membuat motif-motif sendiri. Menuju ke kelas 5 SD, ia pun langganan juara pertama lomba menggambar. “Kalau juara satu tapi hasilnya ditempat lomba tidak sesuai dengan yang dilatihan ya Ayah marah. Dulu pas akan pengumuman juara satu, belum diumumkan tapi sama orang tua peserta-peserta lain sudah diteriaki Govin..Govin..Govin..gitu”, ungkap pemilik bintang Aries ini.

Beranjak SMP, Govin kemudian mencoba teknik menggambar selanjutnya, yakni teknik melukis. Jika teknik menggambar outline sudah terlihat, berbeda dengan teknik melukis karena melukis tidak tergambar outline-nya. Hal tersebut yang dirasa sulit baginya karena harus menyesuaikan bahan-bahan yang berbeda. “Dulu awalnya crayon, pindah ke cat minyak harus adaptasi lagi. Tapi kalau dalam penyusunan warna, gelap terang warna sama gradasi warna sama dengan menggambar. Di usia-usia remaja lebih ke proporsional, menggunakan konsep-konsep dan realis”, tutur alumni SMPN 2 Batu ini.

Baca Juga:
M. Govinda, Wakili Jawa Timur Lomba Lukis Tingkat Nasional
Goresan Crayon Hingga Cat di Sanggar Seni NN Art

Lebih jauh masuk ke dalam rumahnya, di ruang keluarga tersusun ratusan piala hasil Govin menjuarai lomba. Terdapat 200-an piala yang telah diraih Govin sejak kecil hingga sekarang. Bahkan saking banyaknya gelar yang didapat, saat menetap di rumah lamanya, empat kardus bekas rokok berisi piala-piala pernah dibeli orang. Karena termakan usia, banyak piala yang telah rusak. Tak tanggung-tanggung, keluarga M. Nizar memang keluarga seni. M. Nizar yang dulunya melukis di pinggir trotoar sudut Kota Batu ini mewariskan bakat seninya kepada seluruh anak-anaknya. Ketiga adik Govin pun tertarik dalam dunia menggambar.

Piala tertinggi yang berhasil didapatkan Govin yang dipajang di belakang pintu masuk rumahnya.
Piala tertinggi yang berhasil didapatkan Govin yang dipajang di belakang pintu masuk rumahnya.

Jika ditotal dengan milik adik-adiknya, jumlah piala-pialanya mencapai 500-an lebih didominasi piala-piala adiknya. “ Adik gak terlalu diajari seperti aku. Adik bisa gambar karena ingin lihat aku sudah bisa gambar. Hanya semua senang gambar, tetap diajari sama Ayah tapi tidak dengan model yang keras-keras. Syukur-syukur H-3 lomba baru belajar, juga sambil lihat anaknya mau atau tidak. Berhubung aku anak pertama yang benar-benar diajari”, jelasnya.

Kumpulan piala-piala yang telah Govin raih, bahkan sudah tidak ada sisi tempat untuk menampung piala lagi jika juara karena banyaknya.
Kumpulan piala-piala yang telah Govin raih, bahkan sudah tidak ada sisi tempat untuk menampung piala lagi jika juara karena banyaknya.

Banyak yang mengira jika mengikuti lomba tujuannya pasti adalah mencapai kemenangan. Namun, kunci sukses M. Nizar dalam mengajari anak-anaknya adalah dengan tidak mengutamakan urusan menang atau kalah. Karena baginya menang atau kalah urusan belakangan. “Kata Ayah waktu tampil harus maksimal, berusaha yang terbaik dulu. Gambar di tempat lomba harus sesuai dengan latihan yang sudah diajarkan”, ucap pria yang suka dengan kopi hitam ini.

Tidak adanya tuntutan menang atau kalah dari orang tua yang dirasakan Govin justru ada kepuasan jika naik panggung. Hal itulah yang membuatnya niat dalam mengikuti setiap lomba. Awetnya Govin terus menerus naik podium selain didasari suka menggmabar dan mempelajarinya terus menerus, hasil dari lomba-lombanya ia pergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. (Rizqy)

– Profil M. Govinda
Sapaan : Govin
Alamat : Jalan Ikhwan Hadi 19 Batu
Tanggal lahir : 16 April 1993
Orang tua : M. Nizar – Nurhayati
Pendidian : TK PGRI 2 Batu
SMPN 2 Batu
SMKN 5 Batu
Universitas Negeri Malang
Saudara : Asay Dana (SMA)
Fitria (SMP)
Firmansyah (7 tahun)

Kumpulan foto keluarga M. Nizar yang disatukan dengan frame. Orang tua (tengah), Govin (baju tradisional Madura), Asay (bau abu-abu), Fitria (kebaya), dan Firmansyah (kaos merah)
Kumpulan foto keluarga M. Nizar yang disatukan dengan frame. Orang tua (tengah), Govin (baju tradisional Madura), Asay (bau abu-abu), Fitria (kebaya), dan Firmansyah (kaos merah)

2 respons untuk ‘Dari Menggambar Hasilkan Ratusan Gelar

Tinggalkan komentar